Good Old Days
kadang, saya masih tidak menyangka bahwa saya sudah menikah dan sebentar lagi akan punya anak. betapa tidak? setahun yang lalu saya masih di Aceh. kemudian lebaran tahun lalu, setelah acara lamaran, tiba-tiba bos saya meminta saya pindah ke Jakarta. mungkin beliau tau, saya harus dekat-dekat pacar menjelang pernikahan :p
setelah menikah, waktu berjalan begitu cepat untuk saya. sebulan setelah menikah saya hamil. disinilah sekarang saya, menikmati ‘bentuk’ tubuh dan emosi yang baru karena momoncu sedang tumbuh di rahim saya.
6 months preggie woman is trying to look back the days she left.
beberapa hari ini saya membuka-buka album photo saya di facebook. sedikit getir karena, sungguh sebenarnya saya menginginkan masa-masa itu kembali. masa dimana saya bekerja di Aceh. jauh dari keluarga. jauh dari nya. mungkin sebenarnya saya tidak benar-benar ingin kembali ke Aceh. saya mungkin hanya ingin melakukan banyak hal, pergi kemanapun saya mau, berlibur, merasakan kangen yang amat sangat kemudian jejingkrakan kalo bos saya tiba-tiba menugaskan saya ke Jakarta.
saya ingin kembali ke masa dimana pulang kantor bukanlah akhir dari hari. waktu di Banda Aceh, kami biasa menghabiskan waktu di kedai kopi. makan malam, minum sanger dan bercanda sampe merasa garing sendiri. setelah itu saya akan kembali ke kos dan menghabiskan sisa malam saya di telepon. sekedar bercerita atau mendengarkan pacar saya bernyanyi sampai saya ketiduran.
di akhir minggu, kami biasanya pergi ke pantai. jarak kos saya sampai di lhok nga cuma 15 menit. hanya duduk-duduk makan mie kepiting saja sambil sesekali main air 🙂 menyenangkan sekali.
ketika saya kembali dipindahkan ke Jakarta, saya kembali bertemu dengan teman-teman saya. well, adik kelas waktu sekolah lebih tepatnya :p
saya kangen sekedar makan malam bersama fryda dan basu, mungkin ditambah tertawa-tawa di ruang karaoke lalu melanjutkan makan tengah malam di menteng.
di akhir minggu, saya tidak pernah berdiam diri di rumah. ada saja rencana pergi. sekedar nonton, beli buku, makan bakso atau mengunjungi Bapak Mudif di Cibinong. bersama pacar saya tentunya :p
ini bukan karena saya menyesali pernikahan saya. kehidupan pernikahan saya sungguh menyenangkan kok. saya yang tadinya gak pernah kepikiran mau menikah ini sudah meminta calon suami untuk tetap  ‘seperti ini’ 🙂 dan dia menyanggupinya. maka kami pun tetap bersenang-senang saja 😀
ini mungkin karena saya merasa tidak sehat saja. selama hamil, setelah peristiwa ini, saya belum benar-benar merasa sehat. sudah bisa jalan ke kantor saja sudah bersyukur. boro-boro mau main. mau bangun, jalan ke depan panggil tukang sayur aja susah nya setengah mati :p
yang bikin saya lebih sedih adalah, saya tidak bisa membau-baui ketek suami saya. padahal dulu hobi banget nempel di keteknya. tidur di lenganya. sekarang? hahahaha. makasih deh, daripada saya mual-mual. kami juga jadi jarang mengobrol panjang. mengobrol nya hanya sekejap-sekejap. sepanjang jalan ke dan dari kantor, misalnya. setelah sampai rumah, saya pasti sudah tewas.
suami saya berjanji akan mengajak saya jalan-jalan lagi kalau besok si momoncu ini sudah lahir. saya ingin sekali main ke medan lagi. seperti yang dulu pernah kami lakukan. jalan-jalan ke medan. ketemu unee, makan pancake duren sampe bego, jalan-jalan ke merdeka walk malam-malam, menyenangkan sekali mengingatnya.
oh, good old days 😀
saya bukanya tidak bersyukur pada apa yang ada sekarang, saya cuma mengingat saja kok 🙂
aaah, kangen pacaran :p