Granny’s Garden
saya menjelaskan detail rumah nenek padanya, malam itu.
bukan saya yang sukarela bercerita, tapi dia yag bertanya.
dia memeluk saya dengan lembut, saya menceritakan semuanya sambil sesekali jari saya berputar-putar dipunggungnya membentuk sesuatu.
mengenai dapur dan masakanya yang selalu enak
senyumnya yang melegakan
rambut penuh uban nya yang selalu di ikat seperti kue bolu
kacamatanya yang bulat
kebiasaanya mendengarkan semua cerita saya tanpa sekalipun menimpali
mengenai peri yang selalu membawa keranjang penuh buah dan bunga
kepik yang tidak pernah berhenti makan daun *saya heran, seharusnya mereka makan apid*
mereka yang selalu menerima saya dengan senyumnya yang melegakan hati.
silahkan bilang saya gila, tapi saya punya gambaran jelas mengenai itu semua.
saya akan mengajakmu datang padanya bila kamu mau 🙂
sms saja.
pasti langsung saya balas, langsung dari hapeku loch loch loch!
*pingsan*