selembar uang
satu paket nasi ayam telor di Mcd?
dua buah lucky charm di toko aksesoris?
empat bungkus rokok?
satu kemeja unbranded di ITC?
satu cup kopi kenamaan?
gampang ya, menghabiskanya dalam waktu singkat, untuk sesuatu yang sebenarnya tidak kita butuhkan. hanya mungkin, kita inginkan.
siang ini, dalam perjalanan saya ke kelapa gading menggunakan taksi, saya mengobrol dengan pak supir nya. dia terlihat masih muda. mungkin hanya beda 2-3 tahunan dari saya. mulanya saya bertanya, berapakah setoran yang harus di setorkan setiap hari ke pool. katanya, tidak ada batas khusus berapa harus menyetor setiap harinya. upah untuknya dihitung 10% dari penghasilanya sehari itu. jadi kalau sehari itu dia hanya mendapatkan Rp. 170.000, sudah dikurangi dengan uang bensin, dia hanya akan membawa pulang uang sejumlah Rp. 17.000.
tetapi kalau mencapai Rp. 450.000, dia akan mendapatkan bonus –yang disebut sebagai uang kesepian- sejumlah Rp. 30.000. sejauh ini, penghasilan paling tinggi yang pernah dia dapatkan mencapai Rp. 700.000. itu artinya, dia membawa pulang uang Rp. 100.000. itupun hanya sekali, selebihnya kadang-kadang seret, katanya.
pak supir ini punya anak satu, masih balita. istrinya yang dulu bekerja sebagai baby sitter terpaksa berhenti bekerja untuk menjaga anak nya. sampai ketika dia bercerita mengenai bayinya, mata saya agak panas.
lalu saya teringat beberapa kantong belanja kemarin, ingat bagaimana saya bisa dengan cepat menghabiskan selembar Rp. 50.000 hanya untuk, makan?
bagaimana dia membeli susu?
biaya sekolah?
biaya dokter?
semoga tuhan memberikan kemudahan untuknya dan keluarganya. amin.
Comments are closed.
me: Touchy…Bruno: That's lifeYou: … (?)
*gebleg, komen kok pake account boss-nyeeee*okay, me : speechless -help!
kudu sering naek taksi tante kalo mau denger cerita yg lebih variatif daripada ini…yg cerita kaya gini banyak ampe minta kerjaan buat anaknya sgala..bahkan ada yg malah critain tentang seks2an barang (wtf!)hahahahaha
jadi menurutmu dia jujur gak? atau iya sih ada juga yang mereka tuh sengaja bercerita miris miris biar dikasih uang lebih, ah, tidak tau saya ck